Teknologi WLAN ini sangat familiar di masyarakat Indonesia. Teknologi ini begitu mudah dijumpai dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Kondisi saat ini, hampir semua ranah publik (public area) sudah menawarkan free wifi access betul kan ?
Mengetahui teknologi WLAN dan regulasi baru terkait standar teknis pengujian alat/perangkat telekomunikasi ini sangat penting. Terlebih jika Anda dalam proses untuk mendapatkan sertifikasi POSTEL.
Also Read
Regulasi terbaru terkait acuan teknis WLAN yaitu PERDIRJEN SDPPI NO.2 Tahun 2019. Ini menjadi pedoman terbaru. Termasuk prosedur, cara pengujian dan juga ketentuan teknis operasional teknologi ini.
Di artikel ini, saya akan menjelaskan beberapa perubahan regulasi baru tersebut termasuk menambahkan PERDIRJEN SDPPI NO.2 Tahun 2019 agar bisa menambah referensi Anda.
Daftar isi
Apa itu WLAN
WLAN Kependekan dari wireless local area network, merupakan sebuah jaringan area lokal tanpa kabel atau sering disebut “nirkabel” dan juga merupakan jaringan komputer nirkabel yang menghubungkan dua atau lebih perangkat menggunakan metode distribusi wirelessly dalam wilayah terbatas seperti biasanya diaplikasikan di rumah, kafe, sekolah, kampus, atau gedung perkantoran.
Teknologi ini memiliki kemampuan untuk bergerak dalam area yang masih dalam cakupan lokal dan juga selama masih terhubung ke dalam jaringan, teknologi ini juga mampu menyediakan koneksi Internet yang lebih luas jika dibandingkan dengan teknologi Bluetooth.
Kebanyakan teknologi ini mengacu pada regulasi atau standarnya IEEE 802.11, dan kemudian dipasarkan dengan nama merek Wi-Fi.
Teknologi ini banyak diterapkan untuk produk produk seperti: Mobile phones, Personal computers, Laptop computers, car audio, mobile computer, router, Wireless Router, Tablet PC, Fax Machine dan lain sebagainya.
Itu tadi pengertian WLAN secara umum.
Nah sekarang saya lengkapi pengertian WLAN menurut acuan teknis sertifikasi SDPPI?
Sebenarnya pengertiannya bisa dikatakan sama, hanya penekanan pada penggunaan teknologi IEEE 802.11 lebih dipertegas.
Jadi apa sih Wireless local area network itu?
Wireless local area network atau WLAN adalah alat dan/atau perangkat penerima dan pengirim sinyal digital yang bekerja pada pita frekuensi radio tertentu yang digunakan untuk keperluan akses data dengan menggunakan teknologi IEEE 802.11.
Standard Teknis untuk Acua Pengujian (Lama)
Perlu diketahui bahwa untuk bisa mendapatkan sertifikat SDPPI-POSTEL, ada salah satu tahapan yang harus dilalui. Apa itu? yaitu proses pengujian sampel alat/perangkat telekomunikasi.
Pengujian tersebut merupakan persyaratan untuk mendapatkan sertifikasi SDPPI (*Dulu POSTEL)
Di Indonesia teknologi ini dibatasi range (pita) frekuensinya agar bisa comply atau sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Untuk frekuensi 2,4GHz: Frekuensinya harus dalam rentang pita (range) antara 24MHZ sampai 2483,5MHZ atau bisa juga bisa dipastikan hanya memiliki rentang channel 1 sampai maksimal channel 13. Aturan ini atau regulasi ini berlaku untuk protokol 802.11bgn.
Kemudian untuk frekuensi 5,8GHz: Frekuensinya harus dalam range 5725MHz sampai 5825MHz, namun untuk channelnya harus disesuaikan dari channel 149 sampai channel 161.
Aturan atau regulasi ini berlaku untuk semua WLAN 5GHz atau protocol 802.11a, standard acuan untuk 802.11ac belum dipublikasi sehingga hampir semua protocol 802.11 spesifikasi teknisnya harus disesuaikan seperti yang sudah saya jelaskan di atas.
Pengujian perangkat atau produk yang memiliki teknologi WLAN ini di indonesia sebelumnya diuji menggunakan standard KEPDIRJEN No.058/DIRJEN/1998 (indoor application), KEPDIRJEN No. 268/DIRJEN/2011 (outdoor application) dan PERDIRJEN No. 233/DIRJEN/2010. Dengan ditetapkannya Keputusan Menteri yang baru yaitu KPERDIRJEN SDPPI NO.2 Tahun 2019, maka ketiga standar teknis sebelumnya, dicabut dan tidak berlaku lagi.
Acuan Teknis WLAN Terbaru dan Standard Pengujiannya
Nah standar teknis PERDIRJEN SDPPI NO.2 Tahun 2019 inilah yang akan digunakan sebagai acuan dalam setiap proses pengujian teknologi ini.
Ketiga regulasi tersebut di atas sudah di tarik dan digantikan oleh Perdirjen SDPPI No. 2 Tahun 2019 tentang persyaratan teknis alat dan/atau perangkat telekomunikasi Wireless Local Area Network.
Persyaratan Teknis
A. Persyaratan Umum
1. Catu Daya
Alat dan/atau perangkat telekomunikasi WLAN bisa dicatu daya AC atau dicatu daya DC. Untuk perangkat yang dicatu daya AC, semua tolok ukur parameter harus terpenuhi saat menggunakan catu daya tegangan AC 220 V +/- 10% dan frekuensi 50 Hz +/- 2%. BIla menggunkan catu daya eksternal (misalnya converter daya AC/DC), catu daya eksternal tidak boleh mempengaruhi kemampuan perangkat untuk memenuhi semua tolok ukur parameter teknis.
2. Persyaratan Radiasi Non-Pengion
Alat dan/atau perangkat telekomunikasi WLAN wajib memenuhi pedoman International Comission on Non-Ionising Radiotion Protection (ICNIRP). Jika belum ada balai uji negeri yang mampu melakukan pengujian persyaratan radiasi non-pengion dengan akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional, maka persyaratan ini tidak wajib dipenuhi (voluntary).
a. Persyaratan SAR untuk subscriber Station Alat dan/atau perangkat telekomunikasi WLAN.
Tabel 1. Batasan paparan medan listrik dan medan magnet untuk pita frekuensi sampai dengan 10 GHz.
Geser >>>
| Exposure Characteristic | Rentang Frekuensi Radio | Localized SAR (Head and Trunk) (W Kg) |
| 10 MHz – 10 GHz 10 | 10 MHz – 10 GHz | 10 |
| General Public Exposure | 10 MHz – 10 GHz | 2 |
(Power level: > 20mW dan Jarak dari tubuh: 20 cm)
Catatan:
1) Occupational Exposure dipersyaratkan bagi SS WLAN yang dikenakan pada tubuh untuk keperluan pekerjaan (misalnya industry manufaktur);
2) General Public Exposure dipersyaratkan bagi SS WLAN yang digunakan pada atau dekat tubuh oleh masyarakat umum.
Geser >>>
| Rentang Frekuensi Radio | E-Field Strength (V m¯¹) | H-Field Strength (A M¯¹) | B-Field (πT) | Equivalent plane wave power density Seq (W m¯²) |
| 2-300 GHz | 61 | 0.16 | 0.20 | 10 |
3. Persyaratan Electrical Safety
Pengujian keselamatan listrik alat dan/atau perangkat telekomunikasi WLAN wajib dilakukan untuk memenuhi persyaratan yang didefinisikan dalam standar IEC 60950-1.
Parameter yang harus dipenuhi adalah:
a. Tegangan berlebih; dan
b. Arus bocor.
Alat dan/atau perangkat telekomunikasi WLAN yang harus memenuhi tolok ukur parameter keselamatan listrik adalah:
a. Alat dan/atau perangkat telekomunikasi WLAN yang dicatu daya oleh catu daya eksternal, converter daya AC/DC atau chrger/poer adapter, dan
b. Alat dan/atau perangkat telekomunikasi WLAN yang bekerja dengan SELV dalam lingkunganyang memungkinkantegangan berlebih dari jaringantelekomunikasi. SELV merujuk kepadategangan yang tidak melebihi 42,4 V peak atau 60 V DC.
4. Persyaratan EMC
Alat dan/atau perangkat telekomunikasi WLAn harus memenuhi SNI ISO/IEC CISPR 32-2018. Untuk penilaian EMC, balai uji harus mengklasifikasikan alat dan/atau perangkat telekomunikasi WLAN ke dalam perangkat untuk:
a. keperluan tetap (tidak bergerak), keperluan berkendara (yaitu terminal yang tersambung dengan charger mobil atau catu daya DC); atau
b. keperluan portable/bergerak (yaitu dicatu daya oleh baterai interbalnya).
Klasifikasi ini digunakan untuk menentukan persyaratan EMC mana yang berlaku (emisi dan kekebalan).
Pengukuran Elektromagnetic Interference (EMI) atau emisi.
a. Pengukuran emisiradiasi harus dilakukan pada perangkat tambahan yang tidak tergabung dengan Alat dan/atau perangkat telekomunikasi WLAN dengan persyaratan kelas B dari 4 dan table A.4 dari SNI ISO/IEC CISPR 32-2018.
b. Pengukuran emisi konduksi harus dilakukan pada DC power port dari SS WLAN yang diperuntukkan untuk keperluan berkendara dengan persyaratan kelas B dari 4 dan table A.10 dari SNI ISO/IEC CISPR 32-2018.
c. Pengukuran emisi konduksi pada AC mains port harus dilakukan untuk alat dan/atau perangkat telekomunikasi WLAN yang memiliki charger atau sesuai dengan persyaratan kelas B yang ditetapkan dalam 4 table A.10 dari SNI ISO/IEC CISPR 32-2018. Alat dan/atau perangkat telekomunikasi WLAN dengan DC power poer yang dicatu daya oleh sebuah dedicated AC/DC power dianggap sebagai perangkat yang dicatu daya AC.
d. Pengukuran emisi konduksi harus dilakukan pada port jaringan kabel dari alat dan/atau perangkat telekomunikasi WLAN dengan persyaratan kelas B dari Tabel A.12 dari SNI ISO/IEC CISPR 32-2018 atau 8.7 dari ETSI EN 301 489-1.
Catatan 1: Jika alat dan/atau perangkat telekomunikasi WLAN merupakan modul yang dimaksudkan untuk dipasarkan dan dijual secara terpisah dari rumahnya, modul tersebut harus diukur sedikitnya satu kali dengan rumahnya.
Catatan 2: Pengukuran emisi yang dilakukan menurut FCC part 15 subpart 13 untuk unintentional radiator (15.105 dan 15.106) dapat diterima sebagai alternatif terhadap SNI ISO/IEC CISPR 32-208.
5. Persyaratan Operasional
Setiap alat dan/atau perangkat telekomunikasi WLAN wajib memenuhi karakteristik umum perangkat, yaitu:
a. tidak boleh dibuat fasilitas control eksternal atau fasilitas control yang mudah diakses yang memungkinkan terjadi penyesuaian operasional alat dan/atau perangkat tlekomunikasi WLAN yang tidak sesuai dengan persyratan teknis dalam peraturan ini;
b. base station/access point yang digunakan untuk penggunaan indoor harus menggunakan antenna yang tidak bisa dibongkar pasang (fixed and built ini);
c. tidak boleh dilengkapi dengan fitur pilihan country region; dan
d. wajib dilengkapi pengunci pita frekuensi radio, sehingga banya dapat beroperasi pada pita frekuensi radio yang diperbolehkan (factory lock).
B. Persyaratan Konformitas
Setiap alat dan/atau perangkat telekomunikai WLAN wajib memenuhi karakteristik untama sebagi berikut:
1. Alat dan/atau perangkat telekomunikasi WLAN Outdoor
Geser >>>
| No. | Parameter | Tolok Ukur | Keterangan Pengujian |
| 1. | Range Frekuensi Radio | 2400 – 2483,5 MHz 5725 – 5825 MHz | Mandatory |
| 2. | Maksimum Bandwidth | ≤ 20 MHz | Mandatory |
| 3. | Tipe Modulasi | FSK/BPSK/QPSK/QAM/CCK | Voluntary |
| 4. | Metode akses | TDMA/FDMA/CDMA/CSMA-CA/OFDMA | Voluntary |
| 5. | Teknik multiplexing | OFDM/TDM/FDM | Voluntary |
| 6. | Teknologi | DSSS/FHSS/OFDM | Voluntary |
| 7. | Bit Error Rate | 10 ¯8 | Voluntary |
| 8. | CNR for 1×10-6 symbol rate | ≤ 10 dB | Voluntary |
| 9. | Sensitifitas Penerima | ≤ -58 dBm | Voluntary |
| 10. | Radiated Emission Limit | ≤ 500 πV/m | Voluntary |
| 11. | Antarmuka | Minimal IEEE 802.3 compliant (ethernet)/E1/T1/RJ 45 | Voluntary |
| 12. | Frekuensi Hopping | ≥ 75 hopping frekuensi | Voluntary |
| 13. | Waktu rata-rata occupancy | ≤ 0,4 s dalam Jarak periode 30 s | Voluntary |
| 14. | Maximum output power | ≤ 100 mW | Mandatory |
| 15. | Maksimum EIRP Outdoor | ≤ 4 Watt (36,02 dBm) | Mandatory |
| 16. | Transmitter unwanted emission in the spurious domain | Frekuensi Range: 1 GHz-12,75 GHz Maximum Emission: -30dBm Bandwidth: 1 MHz | Mandatory |
| 17. | Transmitter unwanted emission in the out of band domain mangacu pada ETSI EN 300 328 dan EN 301 893 | Mandatory |
2. Alat dan/atau perangkat telekomunikasi WLAN Indoor
Geser >>>
| No. | Parameter | Tolok Ukur | Keterangan Pengujian |
| 1. | Range Frekuensi Radio | 2400 – 2483,5 MHz 5150 – 5250 MHZ 5250 – 5350 MHz 5725 – 5825 MHZ | Mandatory |
| 2. | Maksimum Bandwidth 2400 – 2483,5 MHz 5150 – 5250 MHz 5250 – 5350 MHz 5725 – 5825 MHz | ≤ 40 MHz ≤ 80 MHz | Mandatory |
| 3. | Dipersyaratkan memiliki kemampuan DFS dan TPC yang disetting default, untuk dedicated access point pada frekuensi radio 5150 – 5350 MHz | Mandatory | |
| 4. | Tipe Modulasi | FSK/BPSK/QPSK/QAM/CCK | Voluntary |
| 5. | Metode akses | TDMA/FDMA/CDMA/CSMA-CA/OFDMA | Voluntary |
| 6. | Teknik multiplexing | OFDM/TDM/FDM | Voluntary |
| 7. | Teknologi | DSSS/FHSS/OFDM | Voluntary |
| 8. | Bit Error Rate | 10 ¯8 | Voluntary |
| 9. | CNR for 1×10-6 symbol rate | ≤ 10 dB | Voluntary |
| 10. | Sensitifitas Penerima | ≤ -58 dBm | Voluntary |
| 11. | Radiated Emission Limit | ≤ 500 πV/m | Voluntary |
| 12. | Antarmuka | Minimal IEEE 802.3 compliant (ethernet)/E1/T1/RJ 45 | Voluntary |
| 13. | Frekuensi Hopping | ≥ 75 hopping frekuensi | Voluntary |
| 14. | Waktu rata-rata occupancy | ≤ 0,4 s dalam Jarak periode 30 s | Voluntary |
| 15. | Maximum output power | ≤ 100 mW | Mandatory |
| 16. | Maksimum EIRP Indoor untuk pita Frekuensi 2400 – 2483,5 MHz | ≤ 500 mW (27 dBm) | Mandatory |
| 17. | Maximum EIRP Indoor untuk pita Frekuensi 5150 – 5250 MHz 5250 – 5350 MHz 5725 – 5825 MHz | ≤ 200 mW (23 dBm) | Mandatory |
| 18. | Transmitter unwanted emission in the spurious domain | Frekuensi range: 1GHz – 12,75 GHz Maximum Emission: – 30 dBm Bandwidth: 1 MHz | Mandatory |
| 19. | Spectrum Emission Mask mengacu pada ETSI EN 300 328 dan EN 301 893 | Voluntary | |
| 20. | Power Supply Input Voltage AC: 180 to 240 V, 50/60 Hz Input Voltage DC: a. Menggunakan Baterai, b. DC adaptor, c. PoE; atau d. USB. sesuai dengan kebutuhan alat dan/atau perangkat. | Voluntary | |
| 21. | Pedoman Keamanan: Alat dan/atau perangkat telekomunikasi WLAN harus memiliki modul keamanan (encrypt module) di sisi frekuensi radio. | Voluntary |
Sebagai referensi untuk Anda berikut ini saya lampirkan regulasi wlan tersebut, dan anda bisa mendownload standar pengujian WLAN 9802.11abgn) nya di bawah ini.
Download Standar Teknis
Untuk melengkapi data, berikut ini saya lampiran regulasi PERDIRJEN SDPPI NO.2 Tahun 2019 tentang Persyaratan teknis alat dan/atau perangkat telekomunikasi wireless local area network yang mengatur acuan teknis teknologi blutooth juga.
File tersebut berbentuk PDF. Jika setelah donwload tidak bisa diuka mungkin PC atau Laptop Anda membutuhkan adobe reader untuk membukanya.
Download regulasi dalam bentuk file (PDF, 114KB)
Jadi, jika produk Anda dalam proses sertifikasi, Pelajari regulasi baru ini, Sebelum sampel di-submit ke laboratorium pengujian, sebaiknya dicek apakah spesifikasi produk tersebut sudah sesuai / comply dengan regulasi terbaru ini.
Untuk menghindari gagalnya proses pengujian alat/sampel, Cara yang paling akurat yaitu, ketahui hasil ukurnya terlebih dahulu sebelum sampel masuk ke official lab. Cek range frekuensi, transmission power, emisi dan lain-lainnya. Caranya bagaimana? Caranya yaitu dengan melakukan pre-testing di kantor Anda, menggunakan alat ukur / spectrum analyzer.
Jika Kantor Anda belum memiliki alat ukur tersebut, Anda bisa mencari jasa pre-test yang menyediakan alat ukur. Atau Anda juga bisa membayar petugas/orang/badan usaha yang menawarkan jasa pra testing tersebut.
Jika Anda masih kesulitan dalam melakukan pre-testing, silahkan menghubungi saya :-). Karena saya memiliki badan usaha yang memberikan layanan konsultasi dan jasa kepengurusan sertifikasi postel, maka di kantor juga terdapat alat ukur yang digunakan untuk melakukan pre-testing.
Demikian ulasan singat tentang WLAN dan standard pengujiannya yang berlaku di Indonesia sampai saat ini.
Jika nanti ada update regulasi, insyaAlloh akan saya publikasi di sini. Semoga artikel singkat ini bisa bermanfaaat untuk Anda.










